Bulan Bahasa Bali merupakan Program prioritas Pemerintah Provinsi Bali, dalam upaya pelestarian, pengembangan, dan pemajuan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali. Bulan Bahasa Bali V Tahun 2023 mengusung tema “ Segara Kerthi Campuhan Urip Sarwa Prani “ diharapak agar betul – betul dipahami oleh Masyarakat Bali untuk melestarikan laut ( Segara) sebagai awal dan akir dari kehidupan sesuai dengan visi dan misi Nagun Sat Kerti Loka Bali melalui Program Pembanguan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru, yang mengandung makna menjaga kesucian dan keharmonisan alam Bali beserta isinya, untuk mewujudkan kehidupan krama Bali yang sejatera dan bahagia, secra sekala dan niskala.
Perayan Bulan Bahasa Bali yang diselenggarakan oleh Pemerintah Desa Catur pelaksanannya pada Kamis (24/02) 2023. Kegiatan Bulan Bahasa Bali dibuka langsung oleh Perbekel Desa Catur, dengan acara lomba – lomba untuk memeriahkan yakni Lomba menyanyikan Lagu Pop Bali dan Lomba Megeguritan. Kegiatan Lomba menyanyi Lagu Pop Bali diwajibakan setiap peserta membawakan dua buah lagu yakni lagu wajib Sekar Sandat/Sekar Pucuk Bang dan lagu bali kategori bebas yang diikuti oleh 16 peserta lomba, sedangakan untuk lomba Mengeguritan diikuti oleh 4 kelompok perwakian setiap banjar dengan kategori pendatang baru, hal ini bertujuan untuk mencari dan mencetak regenersai baru yang memiliki bakat dalam menyanyikan geguriatan Bali. Diaman dengan perbadan jaman seperti sekarang yang didominasi oleh elektorik, Sksara, sastra, serta Bahasa Bali yang merupakan warisan leluhur kini mulai terkis bahkan banyak yang sudah enggan untuk memperajarinya, maka dengan diadakannya Kegiatan Perayaan Bulan Bahasa Bali oleh Pemerintah Provinsi Bali dapat dijadikan sebagai salah satu langkan untuk membangkitkan kembali serta pengembangan serta pemajuan akan Sastra, Aksara, serta Bahasa Bali dapat dibangkitakan kembali, bahkan pemahanan akan ajaran tersebut harus dimualai dari generasai yang sudah muali mengingakan kaki dibangku pendidikan. Bali yang kaya akan warisan seperti Aksara, Sastra dan Bahasa didalam kehidupan tidak bisa dipungkiri keberdaanya serta perannya, sebagai contoh gegeuritan didalam pelaksanaan upcara geguritan atau kidung merupakan salah satu sarana pendukung yang harus ada, maka dari itu peningkatan regenesai baru dan pemahaman akan hal itu perlu dan mesti ddingkatkan lagi.