Potensi Desa
Desa Catur Kintamani merupakan daerah Desa Agrowisata yang mana terdukung dengan potensi alam dikawasannya. Selain itu daerah ini juga berdekatan dengan daerah Desa Agrowisata lainnya di Kabupaten Badung bagian utara yakni Desa Wisata Petang. Kawasan agrowisata Desa Catur Kintamani yang memperlihatkan keindahan alam pedesaan yang sangat asri.
Desa ini juga memperlihatkan banyak sekali hasil pertanian dan perkebunan khas daerah pegunungan di Pulau Bali. Saat berada di Desa Catur, dapat menikmati segarnya udara, juga dapat menyaksikan areal perkebunan yang sanagt subur, ibarat halnya perkebunan kopi, jeruk serta beraneka buah-buahan lainnya.
Desa Catur adalah salah satu sentra perkebunan kopi arabika dan jeruk di Bali. Juga dikenal sebagai pusat pengembangan sapi Bali. Banyak fasilitas sudah dikembangkan untuk mendukung sebagai kawasan agropolitan. Tujuan dari implementasi ini, adalah untuk memperkenalkan kawasan agropolitan Catur kepada masyarakat, terutama investor untuk melakukan investasi dalam upaya menjadikan sebagai kawasan agropolitan, dan mampu memanfaatkan potensi kawasan sebagai motor penggerak perekonomian masyarakat.
Adapun Potensi yang ada di Desa Catur diantaranya:
- Perkebunan Agropolitan
- Tanaman kopi ialah tanaman biji-bijian yang dimanfaatkan buahnya. Secara umum buah kopi ini dimanfaatkan sebagai minuman setelah diolah dengan berbagai macam cara hingga siap saji. Kopi merupakan minuman yang sudah banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia maupun luar negeri (terutama di daerah dingin). Tanaman perkebunan kopi arabika di desa catur mencapai luasan 470 hektar. Kopi dibudidayakan secara tradisional, hanya menggunakan pupuk organik atau non kimiawi, tanpa menggunakan pupuk kimia atau anorganik, demikian pula dalam pemberantasan hama dan penyakit tanaman tanpa menggunakan pestisida kimiawi. Perkebunan kopi arabika sangat potensial dapat dikembangkan sebagai wisata agro.Bagi anda pecinta kopi, tentunya produk kopi dari Desa Catur atau trekenal dengan Kopi Kintamani jangan samapi terlewatkan. Selain itu juga dapat menyaksikan pribadi para petani melaksanakan pengolahan kopi, mulai dari kopi gelondongan sampai menjadi kopi bijian yang mana produk ini akan dipasarkan ke luar negeri.
- Pohon jeruk ialah tanaman buah-buahan yang dimanfaatkan buahnya untuk di jual bahkan diolah menjadi berbagai parian minuman. Di desa Catur perkebunan jeruk sudah bayak dibudidayakan bahkan sudah diikembangnkan menjadi Argo Wisata kebun jeruk.
- Tanaman Bunga Gumutir, salah satu potensi yang tidak kalah indahnya yaitu perkebunan bunga gumitir di Desa Catur yang terletak di perbukitan, berbaur disela – sela tanaman jeruk yang memberikan kesan yang bagus untuk dijadikan sport poto selfi. Perkebunan Bunga Gumitir juga dikembangkan menjadi Agro Wisata.
- Pengembangan Desa Wisata
Pengembangan Desa Wisata di Desa Catur sangat berpotensi, dengan segala potensi yang dimiliki Desa Catur diantaranya :
- Wisata Agro
Wisata Agro di Desa Catur yang berpotensi untuk dikembangkan diantaranya Argo Wisata Kopi, Jeruk dan Bunga Gumitir
2. Wisata Alam
Berupa jalur trekking di kawasan perbukitan melalui kebun kopi, kebun jeruk perkebunan bunga gumitir, Air terjun Tiyingseni yang masih asri, Wisata melukat dikayuan belau dan Komplek meditasi/Yoga di Asram Padma Indah Lestari. Desa Catur memiliki potensi yang masih alami untuk refresing dan wisata edukasi seperti cara membudiadayskan tanama kopi, jeruk dan gumitir, hingga proses panen.
3. Wisata Budaya/ Religi
Berupa perpaduan dua Budaya Hindhu Dharma dengan Budha Tionghoa yang sangat unik di Banjar Lampu. Suasana keberagaman itu bisa dirasakan di Pura Penyagjagan, karena didalamya terdapat Konco. Selain Konco di Pura Penyagjagan Desa Catur juga memiliki Pura Pebini yang sangat penuh dengan mitos. Diceritakan bahwa pada jaman Kerajaan Pemerintahan Sri Ida Jaya Pangus setiap upacara piodalan di Pura Pebini selalau menampilkan tari-tarian berupa tari rejang. Dikisahkan setiap selesai pementasan, pasti ada seorang penari dibelakang yang hilang tanpa sebab dan entah kemana tanpa diketahui penyebanya. Singkat cerita, masyarakat mulai mengantisipasi hilangnya penari rejang ini, pada penari rejang terhakir kemudian diberi gantungan gabah. Alhasil dengan berbagai upaya masyarakat dengan mengikuti jejak gabah tersebut masyarakat sampai pada sebuah gua besar yang didalamya terdapat banyak berserakan tulang belulang hewan dan manusia. Karena masyarakat sudah geram dengan kejadian ini, maka dibakarlah gua tersebut yang hingga kini dikenal dengan nama Gua Raksasa.
4. Wisata Herbal
Pengembangan tanaman herbal menjadi berbagai macam obat tradisional oleh Kelompok Wanita Tani Kejung Wanasari, dengan salah satu produk unggulan minyak Catur Wangi. Wisata Herbal ini juga sangan berpotensi dikembangkan karena belum ada Desa Wisata yang mengembangkanya. Menjadi satu paket kesatuan dalam aktivitas setelah trekking dilanjutkan dengan massage akupesur, tentunya memberikan nilai plus bagi wisatawan yang berkunjung. Jadi tunggu apalagi mari ke catur memperkaya wawasan dan menyehatkan badan.
- Pasar Agro Hultikultural
Setelah pasar rakyat Desa Catur direvitalisasi, pihak desa berencana merintis berdirinya pasar Agro Holtikulutura. Ide ini muncul karena melihat potensi hasil pertanian dan letak Desa Catur yang cukup strategis karena berbatasan dengan Kabupaten Badung dan Singaraja. Pihak Desa berencana membanguan Pasar Agro Holtikultura. Ide itu muncul karena melihat potensi desa sekitarnya yang merupakan penghasil sayur dan buah–buahan yang selama ini hasil pertanian dijual ke daerah Baturiti, Tabanan.