CATUR (12/10/2021) – Perwakilan Kader BKB (Bina Keluarga Balita, Kader Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu), Ibu Hamil, Ibu Menyusui, Ibu Kadus, Ketua TP PKK Desa Catur, perwakilan Perangkat Desa, mengikuti kegiatan Promosi dan Edukasi Pengasuhan 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan) Bagi Ibu dan Keluarga dalam rangka promosi dan konseling kesehatan reproduksi serta hak-hak reproduksi di Fasilitas dari Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, dalam kegiatan ini disampaikan beberapa materi mengenai stunting dari Kabid K3 Ketahanan dan Kualitas Keluarga dan PLKB.
Dalam penyamapiannya Kabid K3 Ketahanan dan Ibu Mangku Mudiastini menyampaikan “Tahun 2021 Desa Catur menjadi salah satu Desa lokus stunting. Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK)”
Mencegah stunting atau gagal tumbuh harus dilakukan sejak 1000 hari pertama kehidupan anak. Itu artinya, Bunda sudah harus memperhatikan kecukupan gizi sejak awal kehamilan. Stunting dapat terjadi sejak kehamilan jika terjadi hambatan pertumbuhan pada janin dalam kandungan.
Pastikan asupan makanan ibu hamil tercukupi agar janin berkembang dengan baik. Apabila asupan makanan ibu cukup dan tidak ada penyulit lain, umumnya janin akan tumbuh dan berkembang dengan baik. Kecukupan asupan makanan ini, nantinya dapat dilihat dengan pertambahan berat janin yang sesuai dengan usia kehamilan.
Usahakan agar ibu hamil cukup mengonsumsi makronutrien seperti, karbohidrat, protein, dan lemak. Dalam hal ini, utamakan agar ibu hamil mendapat protein hewani. Diimbangi juga dengan mengomsumsi mikronutrien, yaitu vitamin dan mineral yang terdapat dalam buah dan sayuran.
Pencegahan stunting kemudian berlanjut ke periode menyusui. Bunda harus mengerti tentang cara pemberian ASI yang benar, agar anak tidak mengalami kurang gizi khususnya gizi buruk. Dilanjutkan dengan pemberian MP-ASI yang benar untuk mendukung tumbuh kembang anak.
Stunting terjadi karena anak mengalami malnutrisi kronis, sehingga ciri-ciri utamanya anak terlihat lebih pendek dibanding dengan anak seusianya dengan jenis kelamin yang sama. Selain itu, anak juga akan terlihat lebih kurus, sedangkan gejala klinis lain tidak spesifik. Tetapi, apabila dilakukan pemeriksaan laboratorium mungkin saja anak mengalami kekurangan (defisiensi) makronutrien. Khususnya protein dan beberapa mikronutrien seperti vitamin A, vitamin D, atau mineral seperti zat besi, zink.
Stunting bisa dilihat dari beberapa ciri seperti berikut ini:
- Tanda pubertas terlambat.
- Kemampuannya buruk dalam menyerap pelajaran.
- Pertumbuhan gigi terlambat.
- Anak menjadi lebih pendiam.
- Anak tidak banyak melakukan kontak mata dengan orang di sekitarnya.
- Wajah anak lebih muda dari usianya.
- Pertumbuhan tinggi terhambat.
Dampak stunting pada anak jangka pendek dapat dilihat seperti : gangguan tumbuh kembang otak, IQ rendah, gangguan sistem imun dan jangaka panjagnya seperti : perawakan pendek, risiko penyakit diabetes dan kanker meningkat, kematian usia muda, produktifitas menurun.
Pencegahan stunting dapat dialuakan selama 1000 hari pertama kehidupan anak, dimulai dari awal kehamilan hingga 2 tahun setelah lahir sangat penting untuk memenuhi kebutuhan dasar agar tumbuh kembang optimal. Kebutuhan dasar dikelompokkan menjadi 3 golongan yaitu kebutuhan fisis-biomedis (asuh), kebutuhan kasih sayang/emosi (asih) dan kebutuhan stimulasi (asuh.) Salah satu kebutuhan asuh yang penting adalah nutrisi, terutama untuk anak usia sampai 2 tahun. Dua tahun pertama kehidupan merupakan periode kritis/critical window, di fase ini anak harus mendapat asupan makanan dengan gizi optimal. Pemenuhan nutrisi anak ini kemudian terbagi menjadi beberapa fase. Dimulai dari pemberian ASI sampai usia 6 bulan. Dilanjutkan dengan ASI dan MP-ASI untuk anak usia 6-12 bulan. Kemudian, ASI ditambah makanan keluarga untuk anak usia12-24 bulan.
"tpk
"TPK : Tim Pendamping Keluarga Terkait Tim Pendampingan Keluarga, akan didampingi oleh Kader Desa meliputi Bina Keluarga Balita, Kader Posyandu dan Kader KPM Desa dalam kegiatan rutin Posyandu setiap bulanya, disamping itu juga pendampingan akan diberikan oleh mitra Desa meliputi Bidan Desa, Puskesmas dan PLKB. Setelah dilakuan pembinaan bila mana perlu dilakukan dukung, mitra Desa seperti Bidan Desa, Puskesmas dan PLKB adakn berkoordinasi dengan Pemerintah Desa terkait tindak lajuta yang dapat dilakukan seperti halnya menyediakan dana pendukung pemulihan gizi serta pembinaan terkait Pola Hidup Bersih dan Sehat agar resiko yang singnipikan yang mungikian dapat dicegah dapat berkurang kedepanya terimakasih.