Ajang seni Ogoh - Ogoh di Bali memang tidak dapat dipungkiri keberadaannya. Ogoh-ogoh adalah karya seni patung dalam kebudayaan Bali yang menggambarkan kepribadian Bhuta Kala yang dibuat oleh Yoana Bali dan Seniman Ogoh - Ogoh yang memiliki daya tarik terhadap seni tersebut. Desa Catur sendiri setiap tahun rutin membuat seni karya ogoh - ogoh yang dibuat oleh Truna Truni disetiap Banjar, kemudian ogoh - ogoh tersebut akan di paradekan di catus pata untuk menujukan kreatefitas dari masing - masing Sekha Truna Truni. Berbeda dengan Perayaan Hari Suci Pangrupukan Tahun caka 1942 yang biasanya jatuh pada bulan Maret setiap tahunya, dan pada saat bulan Maret ini wabah Virus Corona sedang marak penularannya, guna mengantisipsi hal tersebut Pemerintah melarang dengan tegas pengarakan ogoh - ogoh agar ditiadakan untuk menanggulangi terjadinya kerumunan masyarakat.
Himbauan Pemerintah agar ogoh - ogoh yang sudah dibuat agar tidak dibakar, karena dalam menyambut Perayaan Hari Ulang Tahun Provinsi Bali yang ke - 62 yang jatuh pada tanggl 6 Agustus Pemerintah Provinsi Bali akan mengelar Penilaian Lomba Ogoh - Ogoh dari tingkat Kecamatan sampai Kabupaten. Senin 22 September 2020 Desa Catur terpilih mengikuti Penilaian Lomba ogoh - ogoh tingkat Kecamatan terlebih dahulu yang diwakili oleh Sekha Truna Truni Semara Natha Banjar Mungsengan Desa Catur. Teknis penilaian ogoh - ogoh akan di tata sedemikian rupa dan Tim Juri Kecamatan akan datang ke lokasi untuk melaksanakan penilaian. Saat di temui di lapangan salah seorang Sekha Truna Semara Natha I Wayan Budiariwan yang juga pernah menjabat sebagai pengurus STT. menjelasakan dalam membuat seni karya ogoh - ogoh ini STT. Semara Natha terlebih dahulu melaksanakan Musyawarah dalam pengambilan tema yang akan dijadaikan lakon ogoh - ogoh, dan pada saat itu Taru Pule yang mendapat usulan paling banyak. Taru Pule sendiri menceritakan tentang kehidupan pohon yang memiliki banyak maanfaat di Bali, dari ujung akar sampai daun. Akar dan kulintnya dapat dijadaiakn obat, daunnya yang rindang dapat menyaraing oksigen sangat bermanfaat untuk makluk hidup disekelilingnya, dan batangnya banyak digunakan untuk topeng, patung dan pratima di Bali. Untuk bahan pembuatan Ogoh - Ogoh kami menggunakan bahan yang ramah lingkungan yang mudah kami dapatkan dilingkungan sekitar.
Salah seorang Tim Juri Kecamatan I Gede Sandi yang juga meruapakan tokoh seni di Bali yang berpropesi sebagai dalang dan penari topeng menjelasakan " untuk pengambilan tema sangat kreatif, karena secara tidak langsung para Yoana Bali sudah belajar tentang tumbuhan yang ada di Bali, karena keberadaan tumbuhan ini sudah hampir punah, terkait hasil karya ogoh - ogoh dari STT. Semara Natha memperoleh apresiasi yang sanagat baik. Mengenai hasil tim juri belum memberikan tanggapan karena masih banyak Desa yang belum dinilai, setelah semua Desa selesai dinilai Tim Juri Kecamatan akan mengkonpirmasi hasilnya apakah Desa Catur bisa kembali berkompetisi di tingkat Kabupaten.
Kedepannya STT. Semara Natha berharap bisa mencontoh kehidupan Taru Pule, agar Sekha Truna Truni dari ujung kaki sampai kepala berguna bagi Masyarakat, Desa, Nusa dan Bangsa karena STT. yang akan menjadi ujung tombok yang akan meneruskan seni dan kebudayaan di Bali. Dalam kegaiatan tersebut turut hadir Bendesa Adat Catur, Kelian Adat 3 Banjar, Kelian Dusun 3 Banjar, Pecalang yang turut mendapingi STT. saat dilaksanakan proses penilaian lapangan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.
Sumber: https://mediaindonesia.com/read/detail/329000-oktober-2020-bali-gelar-lomba-ogoh-ogoh-berhadiah-rp17-m
Sumber: https://mediaindonesia.com/read/detail/329000-oktober-2020-bali-gelar-lomba-ogoh-ogoh-berhadiah-rp17-m